blog ini memuat info kegiatan anak-anak Hukum UIN

makalah n sumber hukum juga ada disni.....

Pengikut

Rabu, Juli 15, 2009

KEGAGALAN UAN ADALAH IMPLEMENTASI SISTEM PENDIDIKAN YANG GEGABAH


Oleh

Mujahidin

Pemerintah pusat sebagai pemegang pucuk pimpinan tertinggi di negeri ini memang bukan diisi dan di kelola oleh orang yang sembarangan. Selain kredibilitas yang sudah pasti sangat teruji juga didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap serta mendukung jalannya proses/sistem pemerintahan yang mereka jalankan. Begitu pula dengan setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan dalam hal ini presiden, bukan juga merupakan kebijakan yang bukan asal buat dan menetapkan saja. Namun sudah melalui uji kelayakan dan studi kasus yang sudah dikaji secara matang. Walaupun begitu, jika setiap kebijakan yang di keluarkan ditinjau dari satu atau beberapa bagian sisi saja, tentulah menjadikan suatu permasalahan yang semuanya akan bermuara menjadi konflik yang berkepanjangan. Dampaknya akan secara langsung dirasakan oleh semua pihak termasuk pembuat keputusan itu sendiri.

Masyarakat selaku subjek sekaligus objek dari keluarnya berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat akan merasakan dampak dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan tersebut. Beraneka ragam suku dengan latar belakang permasalahan yang beragam, mengharuskan pemerintah betul-betul memperhatikan berbagai kebijakan yang akan diterapkan nantinya.

Tidak dipungkiri lagi, dari setiap kebijakan yang ada sebelum ditetapkan menjadi sebuah keputusan merupakan input dari berbagai pihak yang masing-masing mempunyai kepentingan didalamnya. Seberapa besar kepentingan tersebut dan siapa yang mempunyai kepentingan bahkan di politisir untuk kepentingan tertentu, kiranya itu sudah menjadi rahasia umum dan kita sudah sama-sama mengetahuinya.

Contoh Kasus

Disini saya hanya meninjau satu kasus saja yaitu Sis Dik Nas (Sistem Pendidikan Nasional). Dalam penerapan sistem pendidikan nasional yang saat ini berjalan sangat disayangkan menghasilkan output yang sangat menyakitkan terutama bagi masyarakat. UAN Ujian Akhir Nasional, yang baru saja selesai dilaksanakan dari kacamata pribadi penulis adalah satu contoh kegagalan yang di sebabkan oleh keluarnya peraturan pemerintah tentang pelaksanaan UAN yang gegabah dilaksanakan secara coba-coba diseluruh daerah di Indonesia ini. Penulis bukannya tidak setuju dari diberlakukannya sistem baru ini. Tapi dari hasil yang didapatkan sudah terlihat bahwa sistem pendidikan nasional yang baru ini dapat dikatakan gagal.

Di provinsi Riau ini saja teridentifikasi ada 22 (dua puluh dua) sekolah yang nilai persentase kelulusan siswanya 0%. Ribuan siswa tidak dapat menamatkan pendidikannya dikarenakan sistem baru ini. Timbul suatu pertanyaan pada diri kita ?Siapa yang harus bertanggung jawab akan hal ini??. Apakah siswa tersebut dapat dikatakan gagal? ataukah sistem ini yang salah buat? atau apa lagi?

Pihak sekolah memang bisa beralasan bahwa sistem ini sudah merupakan suatu ketetapan dan telah menjadi sebuah program yang harus dijalankan. Namun pada kenyataan, jika terjadi kasus dalam hal ini semua siswanya tidak lulus atau gagal, lantas siapa yang harus disalahkan dan siapa yang harus bertanggung jawab!.

Pihak Pemerintah dan Instansi terkait lainnya, harus jeli melihat fenomena UAN ini. Banyak hal yang harus diperhatikan kelayakannya. Dimulai dari kwalitas atau mutu para pengajar/guru, sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar, sistem pendidikan nasional yang saat ini diterapkan serta hal-hal lain yang berhubungan langsung dengan proses tersebut.

Kwalitas Para Pengajar. Jika ditinjau dari kwalitas para pengajar/guru saat ini banyak sekali ditemui tenaga pengajar yang berprofesi sebagai guru tidak memiliki latar belakang ilmu yang sesuai dengan bidang yang diajarkan atau banyak guru yang tidak berkwalitas dalam mengajar, sehingga daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan sangatlah kurang.

Hal ini jika ditelusuri lebih jauh kebelakang, salah satu penyebabnya adalah kurangnya lapangan kerja. Ratusan bahkan ribuan sarjana setiap tahunnya dilepas kemasyarakat, setelah beberapa tahun menjalani pendidikan. Kurang tersedianya lapangan kerja membuat mereka mengambil jalan pintas untuk menjadi tenaga pengajar atau guru. Dengan hanya menempuh beberapa bulan waktu perkuliahan para sarjana tersebut mengambil paket Akta yaitu suatu lisensi bagi mereka untuk dapat mengajar nantinya. Hal ini juga dilatar belakangi oleh pengharapan mereka bahwa saat ini ketersediaan guru sangat kurang, dan iming-iming dari pemerintah untuk mengatasi semua ini dengan akan diadakannya pengangkatan ribuan guru sebagai PNS ataupun honorer. Harapan dan iming-iming tersebut yang membuat mereka mengambil jalan pintas dengan tidak memperhatikan background dan tujuan mereka sebelumnya. Sudah dapat dipastikan jika sesuatu yang dilakukan bukan pada tempatnya akan menghasilkan sesuatu yang tidak sempurna/?gagal?

Sesuatu yang dilaksanakan tanpa tujuan dan landasan yang kuat, ibaratkan sebuah gedung yang dibangun dengan pondasi yang tak seimbang dengan beban yang akan ditopangnya. Pihak pemerintah badan dan instansi tekait harus memperhatikan fenomena baru ini. Penerimaan guru yang sesuai dengan background pendidikan dan memiliki kwalitas yang baik harus menjadi prioritas utama dalam proses seleksi penerimaan calon guru.

Sarana dan Prasarana Yang Menunjang Proses Belajar Mengajar.

Kurang tersedianya fasilitas sekolah yang layak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan sistem . Dibanyak tempat didaerah ini banyak ditemui kondisi fisik sekolah yang tidak layak pakai lagi. Kondisi bangunan yang rusak disertai dengan tidak tersedianya fasilitas laboratorium sekolah juga alat peraga yang sudah kadaluarsa perpustakaan sekolah yang tidak dikelola dengan baik dan maksimal dan lain sebagainya masih banyak ditemui. Bagaimana mungkin sebuah sekolah yang kondisinya seperti disebutkan diatas dapat menyetarakan diri dengan sekolah lain dimana fasilitas sekolahnya lebih lengkap dan terkoordinir dengan baik. Sistem Pendidikan Nasional Ada istilah Ganti Mentri Ganti Buku. Dalam keseharian kita rupanya istilah ini bukan hanya ungkapan saja, namun sudah menjadi tradisi yang sampai saat ini masih berlangsung. Penulis masih teringat sewaktu masih duduk dibangku sekolah dasar, Ini Budi, Ini Bapak Budi yang setiap harinya dibaca bahkan warna buku tesebut sampai saat ini masih menjadi ingatan. Buku-buku pelajaran tersebut diwariskan oleh saudara yang sudah tamat beberapa tahun sebelumnya. Bahkan ketika penulis menamatkan pendidikan di tingkat dasar penulis dapat mewariskan lagi buku-buku tersebut kepada saudara-saudara lain yang masih memakai buku-buku yang sama. Namun apa yang terjadi saat ini. Sistem pendidikan setiap saat berobah, begitu pula dengan materi pelajaran yang diterapkan secara otomatis juga mengalami perobahan.

Apakah pengagas ide dan pengambil keputusan tidak berfikir bahwa tingkat atau kemampuan perekonomian masyarakat saat ini sangat rendah. Krisis moneter dan berbagai gejolak dinegeri ini menyebabkan semakin bertambahnya masyarakat yang saat ini hidup dibawah garis kemiskinan. Jangankan untuk membeli buku pelajaran yang harganya sangat mahal, untuk membeli beras saja mereka banyak yang tak mampu.

Sistem komputerisasi yang diterapkan dalam pelaksanaan UAN pelaksanaannya harus ditinjau ulang lagi. Jika memang ingin menerapkan sistem tersebut, jangan setengah hati. Pelaksanan sistem komputerisasi dalam menjawab soal tersebut harus disosialisasikan secara jelas dan terperinci kepada siswa. Jika perlu sistem ini dimulai dari awal pendidikan dan bukan disaat UAN saja!.

Rendahnya Kadar Gizi

Jumlah masyarakat Riau yang masih miskin saat ini masih diatas angka rata-rata nasional. Menurut data Bappenas 16,16 % atau lebih kurang 36 juta jiwa masyarakat indonesia adalah tergolong masyarakat miskin, 1 juta lebih ada di provinsi Riau. Hal ini tentu secara langsung berhubungan dengan kadar gizi penduduk. Ketidak mampuan mengkonsumsi makanan bergizi di sebagian besar masyarakat Riau menyebabkan rendahnya kadar gizi penduduk/siswa (anak didik). Rendahnya kadar gizi siswa secara tidak langsung akan sangat mempengaruhi tingkat penyerapan materi yang disampaikan oleh para pengajar/guru. Otak yang tidak mendapatkan suplay nutrisi yang baik tidak akan dapat bekerja maksimal, dan apapun yang disampaikan tidak akan dapat diserap dan dicerna dengan baik.

SOLUSI

Ada beberapa hal yang kiranya dapat menjadi masukan atas kasus kegagalan UAN yang saat ini terjadi

1. Pihak pemerintah,badan atau instansi terkait yang mempunyai wewenang dalam hal perekrutan tenaga pengajar/guru harus menyeleksi dengan ketat tenaga pengajar/guru yang natinya akan diterjunkan kemasyarakat. Latar belakang pendidikan dan kwalitas tenaga pengajar/guru harus menjadi sarat mutlak. Agar nantinya jika diterjunkan kemasyarakat benar-benar dapat menjadi guru yang profesional dan berdedikasi tinggi.

2. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah yang sesuai harus menjadi target utama pembenahan sistem pendidikan disekolah. Penambahan jumlah sekolah yang bertaraf nasional ataupun internasional bukan hal utama yang menggesa untuk dilakukan. Tapi bagaimana caranya membenahi sekolah yang ada menjadi lebih baik terkoordinir dan dapat digunakan dengan semaksimal mungkin.

3. Sistem pendidikan nasional yang sepertinya tidak mempunyai dasar yang kuat harus segera dibenahi. Sosialisasi terhadap perubahan suatu sistem harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum sistem tersebut diterapkan. Tingkat perekonomian masyarakat yang sangat rendah juga harus menjadi pedoman bagi semua penggagas ataupun pengambil keputusan dalam menerapkan suatu sistem .

4. Rendahnya kadar gizi masyarakat (anak didik) sangat mempengaruhi daya serap materi pelajaran yang disampaikan. Kiranya hal ini juga menjadi suatu perhatian agar program pemberian makanan tambahan yang dulu pernah dijalankan pemerintah ditingkat sekolah dasar, agar di laksanakan lagi bahkan jika perlu sampai ketingkat sekolah menengah atas. Serta penguatan spiritual.

Kebodohan dan Kemiskinan adalah pondasi awal yang harus dibenahi saat ini. Semua kendala yang terjadi dalam masyarakat ini berawal dari masalah pokok tersebut. Kiranya itulah yang sebagian renungan yang ingin disampaikan penulis. Agar dalam setiap penerapan suatu kebijakan perlu diperhatikan banyak aspek pendukung yang saling bersinergi, dan juga harus ditinjau dari segala sudut pandang permasalahan. Agara sistem yang akan diterapkan tersebut berjalan sukses dan tidak dilaksanakan secara gegabah.

Teori yang cocok :

Minimnya anggaran yaitu: mazhab sosialis yaitu kjahatan itu produk sampingan dari kekurangan ekonomi.

Aliran demonologis : mereka yang di cap penjahat adalah korban yang dipengaruhi oleh iblis.

Teori cohen: lower class reaction: struktur social yang berbeda, dalam bentuk kelas menyebabkan adanya perbedaan kesempatan untk mencapai tujuan tidak meratanya sarat dan prasarana, kelas bawah memiliki kesempatan yg lebih kecil dibandingkan dgn kelas atas.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Sidang

Sidang

serasi eung

serasi eung

Manglayang

Manglayang

Studi Banding to Jogya

Studi Banding to Jogya

Website saya nilai
Rp 50 Juta

ILMU HUKUM UIN BANDUNG © Layout By Hugo Meira.

TOPO